Senin, 01 Juni 2015

CAL *(R)DIAC ZONE


TEMPAT SAMPAH UMUM


Anda tahu kan tempat sampah umum?? Iya tempat pembuangan semua sisa-sisa produk manusia yang tidak bisa dikonsumsi. Entah itu karena enggan, entah karena bosan atau pun bisa jadi karena tak ada ruang untuk menyimpan. Semua tepat dan akurat berakhir di Tempat Sampah Umum.

Itu lo sebuah analogi yang sedang saya ceritakan tentang manusia yang beberapa diantaranya seperti tempat sampah umum. Jorok!!! itu kesan anda.
Tapi apa yang akan terjadi bila tanpa ada nya tempat sampah umum?? Kotoran berserakan di mana-mana.
Tempat sampah umum ini adalah saya, anda dan mereka yang biasa menjadi tempat curhat dan menjadi pembuangan unek-unek, tempat memilah sisi baik dan buruk, sisi perlu dan tidak perlu.
Anda tak akan steril, namanya juga tempat sampah umum. Anda akan dilabelin tukang gossip, comel, sok care dll. Sama seperti tempat sampah umum yang bau dan semuanya tak suka berada di dekatnya namun dibutuhkan mulai dari pasar becek hingga hotel bintang lima.

Lalu apa kita perlu menjadi tempat sampah umum yang kotor itu??
Bisa tidak, bisa iya. Anda pernah melihat tempat pembuangan sampah di kota-kota besar yang dibedakan antara plastic, organic dan non organic. Jadilah seperti itu dimana anda bisa memilah milah mana yang merupakan bagian anda ketika seseorang curhat, meminta solusi atau meminta pertolongan. Dan bantulah kawan anda yang dalam masalah dengan merekomendasikan ke pakar terhadap masalah mereka sehingga  anda membantu membuang masalah kawan anda.

Tunggu-tunggu setiap manusia itu terlahir untuk menjalani takdir hidupnya, tak perlu malu menjadi tempat sampah dan tak semua anda perlu menjadi tempat sampah. Anda mungkin perlu jadi sapu, sekrop sampah atau mungkin peran yang lain dimana anda memiliki peran dan value yang berarti dalm hidup ini.
 PANTAI

PANTAI adalah sebuah tempat pembuangan sisa peradaban manusia yang sangat luas disitu segala kptoran, sisa benda purbakala, sampah dan berbagai kapal tenggelam tertutup lautan yang jernih dan dalam.

Itulah mengapa manusia menganalogikan "hati seluas samudra" dan "ilmu manusia tak lebih dari setetes air di lautan". Menunjukkan bahwa Tuhan telah mengajarkan kita untuk belajar banyak dari lautan dalam menghadapi berbagai masalah dan pergolakan hidup.

Coba kita renungkan betapa banyak peribhasa, gurindam tentang lautan??

Bagai menggarami air laut ; Kalau kail panjang sejengkal jangan laut hendak diduga ; Asam di gunung garam di laut bertemu dalam belangga

Intinya dengan mempelajari filosofi laut kita mendapatkan banyak pelajaran bahwa Tuhan melatih kita untuk menerima hidup, bersyukur, teguh pendirian, tidak sombong dan bersemangat (tekun berusaha)

Klise?? iya banget, tapi se usia saya ini, hal klise ini yang kami butuhkan. Generasi2 muda yang dituntut dewasa dengan tingkat pressure kerja yang kadang tak bisa kami kira. Toh kami sedang mencoba menjadi manusia yang menikmati hidup dengan melihat pola yang diberikan Tuhan pada setiap alam dan ciptaanNya.

Pantai?? yup alat terapy stress yg efektif ; tempat perbatasan laut dan daratan ; dan disitu tempat yang menimbulkan efek kebahagiaan saat ombak merengkuh daratan berulang2 dan mentari menyapa dibalik dedaunan :D Pantai...

RESEPSI

Janganlah tanya tentang resepsi di usia kami ini, bukan hanya gundah gulana tapi juga kehawatiran di hati. Seolah ini adalah sebuah pesta yang harus diambil menjadi garis start bagi setiap anak manusia.

Resepsi, ada dua cara pandang resepsi di barat dan di timur. Di barat ini lebih menekankan pada simpel, berkelas dan menikmati. Sedang di Timur cenderung megah, meriah dan berbangga-bangga.

Tak semua seperti itu, namun itulah adanya resepsi dalam setiap budaya anak manusia di timur dan barat. Sebuah pesta yang akan menghantui bagi mereka yang dirasa cukup matang namun belum bisa melaksanakan atau malah mungkin harus mengulang.

Resepsi, sekali, bergengsi, resmi serta abadi itulah definisi yang menghantui setiap insan di bumi.

Biarkanlah seperti apa adanya toh resepsi juga akan terjadi. Ya itu memang terjadi tapi bolehkah kami meminta semua terjadi secara alami. Tidakkah cukup, letih lelah menjalani hidup ini tidak di hantui oleh hantu resepsi. Tentang kapannya, tentang dimananya, tentang bagaimana dan dengan siapanya.

Kami sudah lelah menjadi pelarian mereka-mereka yang menjadi korban hantu resepsi. Dan itu peru diturunkan ke generasi anak-anak kami???
Oh Tuhan tolonglah sadarkan toh resepsi ini bukan definisi salah dan benar, dosa dan pahala. hanya sebuah pilihan hidup yang akan menjadi lebih baik, lebih berkah dan lebih indah.

Akankah lebih baik jika hantu resepsi ini mulai kita jauhi, dimulai dari pribadi diri sendiri.

Resepsi toh akan menjadi hal yang rutin berulang setiap hari ataupun dikhususkan setiap sabtu minggu. tak usah mengurung diri dan depresi. Toh resepsi adalah fase pribadi yang setiap orang berhak untuk menjalani ataupun tidak sama sekali. Harapn yang terbaik untuk bisa melakukan resepsi. aminn

Tidak ada komentar: